Ku panggil rindu dengan Hati Suci

           Malam kelam bertabur bintang gemelintang di jagad cakrawala. Bersemai dalam senandung angin yang membawa lambai daun hingga jatuh terhempas pada dataran yang putih. suara berlomba hiasi kala itu.
"Zie kamu kenapa tidak berbicara??" tanya Laura.
"I feel better. nothing problem with me. I am oke." titah Zie.
          Apa yang terjadi dengan Zie tak seorang pun yang mengerti. Bahkan, Laura sahabatnya sendiri tak paham tentang yang dialaminya. Walau Laura dan Zie sering kali bercanda tawa bersama gelapnya langit yang menghias angkasa.
"Bukk.....Bukkk...Brakk" suara keras terdengar seperti pukulan-pukulan pada meja teriring bersama dan suara jatuhan bak buah jatuh dari pohon.
"Apa itu??.Adakah yang mendengar suara itu??. " tanya Laura.
"Dari mana asal suara itu???." tambahnya.
          Laura pun melangkah dan mengitari rumah yang memang di dalam rumah tinggal lah ia seorang dengan Zie saja. Namun Zie tak dilihatnya. ia pun membuka kamar yang terletak di samping kamarnya dan itu kamar Zie di gerakkan ganggang pintu dan terbukalah pintu kamar tersebut. Seketika, terlihat geletak tubuh tak ada gerak sedikit pun yang terlihat.
"Zie kamu kenapa??? mengambil wajahnya perlahan meminta jawaban darinya saat kembali pulih.
"Kamu terlihat sedih." lirihnya.
"I don't know .....I don't know....what I feel just now whole feeling fine but...." jawab Zie.
"Aku gpp ra. Hanya.... hati yang tak lagi bersamaku." kembali sepatah terucap.
"Kenapa???Apa sebabnya??pasti ada alasannya??. celetuk Laura.
"Manusia memiliki masalah dan mampu bagaimana mengatasinya." pinta dengan nada sedikit tinggi.
         Cakrawala damai tak bersinar dengan rembulan tak terang dan pada kejora yang tak terang. Rintik-rintik membasahi dedaunan dan memenuhi aliran di sudut perumahan serta udara yang menusuk kulit kala tengah malam tiba. Memasuki tengah malam pukul 00.00 WIB Zie tengah menatap langit tersipuh rapi dengan posisinya serta berteman dengan buku merah milik pribadinya yang merupakan buku disayangnya. Ia mulai menggerakkan jemari-jemarinya menuangkan tinta hingga berbentuk kata-kata dan kalimat pada kertas putih. Lalu, genangan mulai menghias di bola matanya perlahan menetes di hamparan bawah.
"Hihihiks...hihihiks...hihihiks...." derai mengalir.
"What happen with me.........." semakin mengalir dan teriak Zie memecahkan ruang yang ada.
          Sepertiga malam terdiam Zie dengan seorang diri bersemayam dengan malam bersama-Nya. bersua dengan-Nya serta suara bertabu, menggebu jiwa bertanya dirinya dengan sendirinya. Tentang apa yang terjadi dengan hatinya.
"Ya Rabbii...kenapa dengan hatiku ini.??." tetes membasahi pipi.
"Rabbi.....kenapa...kenapa...??" derai semakin deras.
"Aku Rindu pada-Mu ingin Engkau dekat denganku." pinta di penghujung doanya seketika menaruhkan dahi pada bumi.

"Madzha hasola laki ya ukhtiii???apa yang terjadi denganmu???.tanya Yusuf dengan nada lembut.
"Aku baik-baik saja." lirih Zie sedang gores kecil di bibir terlempar padanya.
         Gunung-gunung menjulang tinggi bersama gumpal awan putih hiasi langit yang biru. Beserta sinar mentari menyongsong di belahan dunia timur dan disertai kicau burung bersahutan tergema ria. Pagi itu kembali lah Zie merasakan menjadi dirinya sendiri. ~Bersambung




Comments

Popular posts from this blog

SANDIWARA bersama MIMPI

Deforestasi dan Keanekaragaman Hayati di Indonesia

Pahlawan Zaman Now Untuk Negeri